Kinerja
kinclong di pasar dalam negeri yang mencapai penjualan 8,01 juta unit sepeda
motor di 2011 dan penjualan di 2012 mencapai 7,3 juta unit. Ternyata tidak
diikuti oleh penjualan yang memuaskan di luar negeri.
Industri
motor dalam negeri seolah melempem saat produknya di ekspor ke luar negeri.
Penjualan produk motor khas Indonesia di pasar luar negeri terutama untuk tipe
bebek dan skutik mengalami stagnasi.
Ketua
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata menyatakan,
saat ini jumlah motor yang diekspor mencapai 1,4 persen dari total produksi,
atau setara 600.000 unit. Alasannya, banyak negara membuat sepeda motornya
sendiri.
"Mereka
pun punya pengembangan industri sepeda motor sendiri, itu sebabnya sulit
menambah ekspor sepeda motor kita, karena sama-sama negara berkembang,"
ungkapnya.
Direktur
Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian
Budi Darmadi mengatakan kesulitan industri sepeda motor tembus pasar dunia,
karena karakter industri ini yang condong untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri.
"Teknologi
yang mudah beda dengan mobil jadi alasan, selain investasi yang murah untuk
membangun industri ini," katanya pada merdeka.com, Rabu (13/3).
Dia
mengatakan hampir semua negara mengembangkan industri sepeda motor sendiri.
Sehingga membuat sepeda motor dari negara lain tidak dilirik."Asia tengah
pun membuat sepeda motor sendiri, seperti Bangladesh dan negara lainnya,"
ujarnya.
Budi
menegaskan karakter industri sepeda motor umumnya hanya untuk konsumsi dalam
negeri. Jarang sekali produknya di ekspor. "Indonesia bisa saja mengejar
pasar Afrika, tapi suatu saat saat ekonominya tumbuh mereka pun pasti
memproduksi sendiri," ungkapnya.
Saat
ini, di Indonesia ada sekitar 30 merek sepeda motor yang beradar di pasaran.
Dan hampir semuanya diproduksi di dalam negeri serta merek asli Indonesia.
"Menang historisnya seperti ini, produk kebanyakan hanya buat dalam
negeri," katanya.
http://www.merdeka.com/uang/motor-buatan-indonesia-tidak-laku-di-luar-negeri.html
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.