JAKARTA - Di tengah kian
mahalnya biaya pendidikan, kesempatan menempuh pendidikan tinggi adalah sebuah
anugerah. Proses pendidikan selama empat tahun akan membuat kognisi kita lebih
kaya. Di sisi lain, gelar akademik yang kita kantongipun akan memudahkan proses
pencarian kerja.
Meski demikian, banyak juga lulusan sarjana yang mengejar pendidikan lanjutan, magister. Sebenarnya, apa sih fungsi kuliah lanjutan ini dan mengapa kita membutuhkan gelar master?
Gradschools.com, Rabu (6/2/2013) melansir, program magister adalah studi spesifik yang dimaksudkan meningkatkan profesionalisme seseorang dalam area yang dipilihnya. Program ini dapat berlangsung antara satu hingga tiga tahun, tergantung pada bidang studi yang kita ambil.
Pada program magister, kita mengambil kuliah dan ujian seperti ketika menempuh studi sarjana. Namun kita juga akan dihadapkan pada kemungkinan melakukan penelitian dan menuliskan hasilnya menjadi sebuah tesis. Biaya pendidikan pada program pascasarjana ini juga bervariasi, tergantung kebijakan kampus.
Gelar Sarjana vs Gelar Master
Dewasa ini ada istilah "inflasi gelar", pemegang gelar sarjana masih berharga, tetapi tidak lagi dilihat sebagai kapabilitas akademik yang luar biasa. Banyak orang yang percaya, dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif ini, gelar master adalah kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk terlihat menonjol dari kelompok pencari kerja, sekaligus dapat meningkatkan karier.
Umumnya, kuliah master lebih menantang dan spesifik ketimbang level S-1. Kuliah magister akan banyak diisi seminar dengan diskusi ketimbang ceramah dari dosen. Metode seminar-diskusi ini mendorong mahasiswa lebih aktif di kelas.
Beberapa program magister ada yang mensyaratkan praktikum atau praktik kerja (magang). Pada program pendukung ini, kita akan ditempatkan di institusi yang dapat memberi kita kesempatan mempelajari keterampilan tertentu, sesuai bidang studi yang kita ambil.
Keuntungan dalam kompetisi karier
Pemegang gelar master sering kali, meskipun tidak selalu, mendapatkan posisi khusus dalam kariernya. Jika berencana mengganti haluan karier, kembali ke kampus dan kuliah lagi bisa jadi sebuah jalan untuk mendapatkan pengalaman dan memfasilitasi perubahan tersebut.
Begitu juga, jika karier yang kita pilih tidak ada hubungannya dengan latar belakang
gelar sarjana yang kita miliki, maka bisa jadi kita membutuhkan gelar master untuk mendapatkan pendidikan yang kita butuhkan. Apabila ini yang sedang kita alami, mengejar gelar master juga lebih masuk akal ketimbang menghabiskan empat tahun untuk kuliah S-1 lagi di bidang yang sesuai karier. Terlebih, banyak program magister yang menawarkan kuliah online, paruh waktu, atau kelas akhir pekan untuk mengakomodasi jadwal kerja kita.
Gelar master juga memberi kesempatan kita untuk "mendongkrak" gelar sarjana. Jika kita mendapat gelar sarjana dari kampus yang tidak terlalu terkenal, gelar master dari kampus bereputasi baik akan dengan cepat meningkatkan nilai jual kita.
Meski demikian, banyak juga lulusan sarjana yang mengejar pendidikan lanjutan, magister. Sebenarnya, apa sih fungsi kuliah lanjutan ini dan mengapa kita membutuhkan gelar master?
Gradschools.com, Rabu (6/2/2013) melansir, program magister adalah studi spesifik yang dimaksudkan meningkatkan profesionalisme seseorang dalam area yang dipilihnya. Program ini dapat berlangsung antara satu hingga tiga tahun, tergantung pada bidang studi yang kita ambil.
Pada program magister, kita mengambil kuliah dan ujian seperti ketika menempuh studi sarjana. Namun kita juga akan dihadapkan pada kemungkinan melakukan penelitian dan menuliskan hasilnya menjadi sebuah tesis. Biaya pendidikan pada program pascasarjana ini juga bervariasi, tergantung kebijakan kampus.
Gelar Sarjana vs Gelar Master
Dewasa ini ada istilah "inflasi gelar", pemegang gelar sarjana masih berharga, tetapi tidak lagi dilihat sebagai kapabilitas akademik yang luar biasa. Banyak orang yang percaya, dalam pasar tenaga kerja yang kompetitif ini, gelar master adalah kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk terlihat menonjol dari kelompok pencari kerja, sekaligus dapat meningkatkan karier.
Umumnya, kuliah master lebih menantang dan spesifik ketimbang level S-1. Kuliah magister akan banyak diisi seminar dengan diskusi ketimbang ceramah dari dosen. Metode seminar-diskusi ini mendorong mahasiswa lebih aktif di kelas.
Beberapa program magister ada yang mensyaratkan praktikum atau praktik kerja (magang). Pada program pendukung ini, kita akan ditempatkan di institusi yang dapat memberi kita kesempatan mempelajari keterampilan tertentu, sesuai bidang studi yang kita ambil.
Keuntungan dalam kompetisi karier
Pemegang gelar master sering kali, meskipun tidak selalu, mendapatkan posisi khusus dalam kariernya. Jika berencana mengganti haluan karier, kembali ke kampus dan kuliah lagi bisa jadi sebuah jalan untuk mendapatkan pengalaman dan memfasilitasi perubahan tersebut.
Begitu juga, jika karier yang kita pilih tidak ada hubungannya dengan latar belakang
gelar sarjana yang kita miliki, maka bisa jadi kita membutuhkan gelar master untuk mendapatkan pendidikan yang kita butuhkan. Apabila ini yang sedang kita alami, mengejar gelar master juga lebih masuk akal ketimbang menghabiskan empat tahun untuk kuliah S-1 lagi di bidang yang sesuai karier. Terlebih, banyak program magister yang menawarkan kuliah online, paruh waktu, atau kelas akhir pekan untuk mengakomodasi jadwal kerja kita.
Gelar master juga memberi kesempatan kita untuk "mendongkrak" gelar sarjana. Jika kita mendapat gelar sarjana dari kampus yang tidak terlalu terkenal, gelar master dari kampus bereputasi baik akan dengan cepat meningkatkan nilai jual kita.
Sumber
: http://kampus.okezone.com/read/2013/02/06/370/757696/apa-sih-gelar-master-itu
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.