Allahu
akbar, kabar gembira datang dari Brunei Darussalam yang bersikukuh untuk
menegakkan atau mengimplementasikan hukum Allah (syariat Islam). Hal ini
mengundang kontroversi semua kalangan. Namun itu semua tidak menyurutkan
semangat Sultan Hassanal Bolkiah untuk menegakkan syariat Islam, barang kali
keyakinan akan janji Allah yang membuat sultan tetap pada keputusannya. Karena
Islam itu adalah rahmatan lil’alamin jika dilaksanakan secara kaffah
(menyeluruh).
Islam berarti berserah diri, artinya
mau tidak mau suka tidak suka kita wajib beserah diri dengan aturan yang Allah
turunkan tanpa memilah-memilih mana yang bisa dijadikan pedoman dan mana pula
yang tidak, baik segala aktivitas (ibadah) spiritual maupun segala aktivitas
(ibadah) sosial yang nyata (real social action) di organisasinya, di
korporasinya, maupun bangsanya (di masjid-masjidnya) harus sesuai syariat Islam
secara kaffah.
Brunei Darussalam menjadi negara
pertama di Asia Tenggara yang menerapkan hukum Islam secara kaffah
pascakeruntuhan khilafah (negara Islam) di Turki, umat Islam sangat jauh dari
sistem Islam dan sistem yang digunakan adalah sistem ala demokrasi sehingga
sejak runtuhnya khilafah umat Islam hanya memakai sistem Islam ketika beribadah
saja. Dalam hal muamalah, politik, ekonomi, hukum Islam tidaklah dipandang,
tidaklah direalisasikan secara benar. Dalam hal ekonomi tidak terlepas dari
riba, dalam hal pendidikan mengesampingkan nilai-nilai agama bahkan tak jarang
kita jumpai pendidikan yang merusak akidah anak bangsa.apatah lagi dalam hal
politik dan mengatur urusan negara menerapkan hukum buatan manusia.
Mungkin sebagian kita pernah
mendengar cerita ini. Suatu ketika Sultan Iskandar Muda di saat berkuasa dengan
penuh keadilan menerapkan hukum rajam bagi puteranya sendiri, Meurah Pupok,
yang terbukti berzina dengan isteri seorang perwira kerajaan. Hal ini sesuai
dengan konstitusi Kerajaan Aceh Darussalam Qanun Meukuta Alam yang bersumber
dari Alquran dan Hadis Rasulullah SAW. Ketika ditanya mengapa Sultan Iskandar
Muda begitu tega memberlakukan rajam hingga mati kepada anaknya sendiri yang
notabene putera mahkota, Sultan Iskandar Muda dengan tegas berkata, Mate aneuk
nak jirat, mate adat ho tamita? (Mati anak ada makamnya, tetapi jika hukum yang
mati, hendak ke mana akan dicari?).
Kisah di atas menjadi ibrah bagi
kita sebagai seorang muslim, sebagai seorang yang mengaku dirinya beriman,
sebagai seorang yang mengaku pejuang syariat Allah, yang mengaku cinta
Rasulullah, sebagai seorang yang telah mengucapkan kalimat Laailahaillah
berarti telah kita serahkan segalanya kepada Allah karena kita percaya Allah
tidak pernah salah dalam hal apapun, Allah yang maha pengatur jagat raya dan
dengan aturan-Nya kita semua bisa bahagia dunia akhirat.
Ada yang mengatakan hukum Islam itu
terlalu kejam, ini di pandang dari sisi jika mencuri maka potong tangan, jika
berzina dirajam. Penilaian hanya dari yang nyata saja. Bukankah Allah telah
menegaskan hukum yang mana lagi yang lebih baik dari hukum Allah. Padahal Allah
yang menurunkan aturan itu, aturan siapakah lagi yang lebih baik dari pada
aturan Allah? Ketika Allah mengatur sedemikian rupa tentu saja Dia lebih tahu
dari pada manusia. Tahukah kita andai saja hukum potong tangan bagi pencuri
diterapkan di zaman sekarang itu lebih baik agar menimbulkan efek jera bagi
pelaku dan meringankan siksa di akhirat kelak.
Seharusnnya kita sepakat Islam
adalah solusi dari berbagai problematika umat saat ini, permasalahan apa yang tidak bisa
diselesaikan dengan hukum Islam, bukankah suri teladan kita yang mulia
Rasulullah Saw telah menerapkan aturan Islam kaffah, bagaimana sejahteranya
umat Islam di seluruh penjuru dunia pada saat itu.
Tidakkah kita menginginkan
kesejahteraan yang pernah diraih umat terdahulu? Itu semua dikarenakan
penerapan syariat Islam duhai saudaraku. Sampai kapan kita terus tidur dengan
sistem yang nyata-nyata telah melahirkan para koruptor, melahirkan generasi
penipu, sistem yang menyebabkan keterpurukan di berbagai bidang.
Jadi sekali lagi Islam adalah solusi
tuntas permasalah yang terjadi saat ini dan akan datang. Maka sejatinya
keputusan Sultan Hassanal Bolkiah adalah tepat dan pemikiran yang sangat
mustanir (cemerlang), sangat kita harapkan pemimpin negeri ini memiliki
pemikiran yang sama dengan Sultan Hassanal. Jadi PR buat negara Indonesia
terkhusus buat pemimpin, lihatlah Brunei tegakkan hukum Allah, Indonesia kapan?
(***)
Sumber
: radarbangka.co.id
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.