Saat ini hidup kita sudah dikepung racun. Udara tercemar. Hampir semua bahan makanan juga tak bebas bahan kimia beracun. Dari zat aditif hingga tercemar pestisida atau racun hama tanaman.
Residu
bahan kimia ini dapat menumpuk dalam tubuh. Apabila disemprotkan pada tanaman,
akan tertinggal menempel pada sayuran. Residu yang jelas mengandung toksik itu
bila dikonsumsi sangat berbahaya bagi kesehatan.Toksik
adalah zat yang mengandung unsur yang berbahaya bagi tubuh.
Gejala
awal orang yang terkena bahan-bahan kimia beracun ini bermacam-macam. Bisa
mual, muntah bahkan sampai pingsan, atau langsung keracunan bila mekanisme
pertahanan tubuh tidak cukup kuat.
Dampak
keracunan bahan kimia ini dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kelainan
pada organ tubuh terutama perkembangan otak. Penyakit seperti kanker, penuaan
dini, dan beberapa penyakit lainnya disinyalir disebabkan pestisida.
Dari
80 ribu jenis pestisida dan bahan-bahan kimiawi yang digunakan saat ini, 10
persennya bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Baru-baru ini
penelitian Maastrich Ageing, sebuah lembaga di Belanda menyimpulkan, unsur
kimia dan pestisida yang terkandung dalam makanan sehari-hari menyebabkan
gangguan kesadaran (cognitive dysfunction) seperti sulit mengeja, membaca,
menulis, membedakan warna, termasuk berbicara. Bagi wanita, pestisida menjadi
salah satu penyebab kanker payudara. Sedangkan penelitian para ahli dari
Prancis dan Argentina menyimpulkan, pria yang terpapar pestisida dan zat
pelarut kimia berpoten-si mengalami masalah kesuburan/ reproduksi. Ini karena
pestisida dan zat pelarut kimia bisa menurunkan jumlah produksi sperma
laki-laki.
Menakutkan
bukan? Untuk menghindari segala dampak buruk itu kita harus kembali ke alam, Mengonsumsi
makanan organik. Makanan organik memiliki kandungan gizi lebih baik
dibandingkan dengan bahan pangan nonorganik. Selain itu, bahan pangan organik
rata-rata memiliki kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan
dalam tanaman yang dapat melawan kanker) yang lebih tinggi ketimbang bahan pangan
konvensional. Nutrisi makanan organik 35 persen lebih tinggi ketimbang yang
disemprot bahan kimia. Misalnya tomat, mengandung vitamin C lebih tinggi 37
persen, vitamin E lebih tinggi sekitar 40 persen. Mengonsumsi bahan pangan
organik ternyata juga lebih hemat karena lebih tahan lama.
Sumber : Majalah Sari ayu martha tilaar Hal.64
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.