.comment-content a {display: none;}
Info
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed
Home » , , » Dampak Buruk Pestisida

Dampak Buruk Pestisida



Saat ini hidup kita sudah dikepung racun. Udara tercemar. Hampir semua bahan makanan juga tak bebas bahan kimia beracun. Dari zat aditif hingga tercemar pestisida atau racun hama tanaman.

Residu bahan kimia ini dapat menumpuk dalam tubuh. Apabila disemprotkan pada tanaman, akan tertinggal menempel pada sayuran. Residu yang jelas mengandung toksik itu bila dikonsumsi sangat berbahaya bagi kesehatan.Toksik adalah zat yang mengandung unsur yang berbahaya bagi tubuh.

Gejala awal orang yang terkena bahan-bahan kimia beracun ini bermacam-macam. Bisa mual, muntah bahkan sampai pingsan, atau langsung keracunan bila mekanisme pertahanan tubuh tidak cukup kuat.

Dampak keracunan bahan kimia ini dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan kelainan pada organ tubuh terutama perkembangan otak. Penyakit seperti kanker, penuaan dini, dan beberapa penyakit lainnya disinyalir disebabkan pestisida.

Dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan-bahan kimiawi yang digunakan saat ini, 10 persennya bersifat karsinogenik atau menyebabkan kanker. Baru-baru ini penelitian Maastrich Ageing, sebuah lembaga di Belanda menyimpulkan, unsur kimia dan pestisida yang terkandung dalam makanan sehari-hari menyebabkan gangguan kesadaran (cognitive dysfunction) seperti sulit mengeja, membaca, menulis, membedakan warna, termasuk berbicara. Bagi wanita, pestisida menjadi salah satu penyebab kanker payudara. Sedangkan penelitian para ahli dari Prancis dan Argentina menyimpulkan, pria yang terpapar pestisida dan zat pelarut kimia berpoten-si mengalami masalah kesuburan/ reproduksi. Ini karena pestisida dan zat pelarut kimia bisa menurunkan jumlah produksi sperma laki-laki.

Menakutkan bukan? Untuk menghindari segala dampak buruk itu kita harus kembali ke alam, Mengonsumsi makanan organik. Makanan organik memiliki kandungan gizi lebih baik dibandingkan dengan bahan pangan nonorganik. Selain itu, bahan pangan organik rata-rata memiliki kandungan vitamin C, mineral, serta phytonutrients (bahan dalam tanaman yang dapat melawan kanker) yang lebih tinggi ketimbang bahan pangan konvensional. Nutrisi makanan organik 35 persen lebih tinggi ketimbang yang disemprot bahan kimia. Misalnya tomat, mengandung vitamin C lebih tinggi 37 persen, vitamin E lebih tinggi sekitar 40 persen. Mengonsumsi bahan pangan organik ternyata juga lebih hemat karena lebih tahan lama.

Sumber : Majalah Sari ayu martha tilaar Hal.64

\iklan
Share this post :

Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

0 Comments
Comments

Post a Comment

Next Back Home