Walaupun
sudah banyak yang menginginkannya, namun sampai saat ini, Facebook belum
membuat tombol dislike di situsnya. Ternyata ada alasan khusus kenapa tombol
tersebut tidak juga diciptakan.
Sejak Facebook mulai terdengar gaungnya dan diminati banyak orang, tidak sedikit penggunanya yang ingin satu tombol kebalikan dari like yaitu tombol dislike.
Disinggung mengenai hal ini, staf Product Engineer Facebook Bob Baldwin menjelaskan bahwa memang ada alasan khusus kenapa Facebook tidak juga merilis tombol tersebut walaupun banyak yang memintanya.
Seperti dikutip dari Huffington Post (04/04), sampai saat ini FAcebook terus mencoba menjadikan situs jejaring sosial mereka sebagai ajang sharing dan interaksi yang positif.
Menurut Baldwin, tombol dislike adalah representasi dari pengungkapan rasa atau sentimen negatif. Facebook tidak ingin berspekulasi dengan menciptakan tombol tersebut makan nantinya akan membawa satu keuntungan bagi situs besutan Mark Zuckerberg itu.
Facebook juga menyadari bahwa banyak penggunanya yang ingin mengekspresikan apa yang dia baca, tulis atau lihat sesuai dengan perasaan dan keinginannya. Suatu contoh adalah ketika ada gambar mengenai korban perang, dengan membubuhkan atau menekan tombol like, maka dapat diartikan sebagai pendukung dari serangan yang mengakibatkan korban luka atau tewas.
Namun di sisi lain, apabila Facebook meluncurkan tombol dislike, maka ajang untuk penghujatan akan semakin kentara, karena dalam penciptaannya, Facebook mengangkat tema kebebasan berekspresi tanpa mengakibatkan orang atau pihak lain kecewa dan marah.
Memang dalam hal ini muncul dilematika, di sisi lain FAcebook ingin tetap menjunjung tema kebebasan berekspresi mereka, di sisi lain akan muncul sentimen negatif dengan hadirnya tombol dislike.
Oleh karenanya, mungkin, beberapa waktu lalu, diketahui Facebook tengah mengujicobakan satu fitur ekspresi baru. Sayangnya belum diketahui kapan fitur tersebut akan diluncurkan.
Sejak Facebook mulai terdengar gaungnya dan diminati banyak orang, tidak sedikit penggunanya yang ingin satu tombol kebalikan dari like yaitu tombol dislike.
Disinggung mengenai hal ini, staf Product Engineer Facebook Bob Baldwin menjelaskan bahwa memang ada alasan khusus kenapa Facebook tidak juga merilis tombol tersebut walaupun banyak yang memintanya.
Seperti dikutip dari Huffington Post (04/04), sampai saat ini FAcebook terus mencoba menjadikan situs jejaring sosial mereka sebagai ajang sharing dan interaksi yang positif.
Menurut Baldwin, tombol dislike adalah representasi dari pengungkapan rasa atau sentimen negatif. Facebook tidak ingin berspekulasi dengan menciptakan tombol tersebut makan nantinya akan membawa satu keuntungan bagi situs besutan Mark Zuckerberg itu.
Facebook juga menyadari bahwa banyak penggunanya yang ingin mengekspresikan apa yang dia baca, tulis atau lihat sesuai dengan perasaan dan keinginannya. Suatu contoh adalah ketika ada gambar mengenai korban perang, dengan membubuhkan atau menekan tombol like, maka dapat diartikan sebagai pendukung dari serangan yang mengakibatkan korban luka atau tewas.
Namun di sisi lain, apabila Facebook meluncurkan tombol dislike, maka ajang untuk penghujatan akan semakin kentara, karena dalam penciptaannya, Facebook mengangkat tema kebebasan berekspresi tanpa mengakibatkan orang atau pihak lain kecewa dan marah.
Memang dalam hal ini muncul dilematika, di sisi lain FAcebook ingin tetap menjunjung tema kebebasan berekspresi mereka, di sisi lain akan muncul sentimen negatif dengan hadirnya tombol dislike.
Oleh karenanya, mungkin, beberapa waktu lalu, diketahui Facebook tengah mengujicobakan satu fitur ekspresi baru. Sayangnya belum diketahui kapan fitur tersebut akan diluncurkan.
Sumber
: http://www.merdeka.com/teknologi/alasan-kenapa-tombol-039dislike039-tidak-ada-di-facebook.html
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.