Untuk berkomunikasi, bayi
yang baru lahir memang hanya bisa menangis. Namun, ternyata setiap tangisan
bayi itu memiliki arti yang berbeda-beda.
Karena minimnya
pengetahuan orang tua, terkadang bayi sulit ditenangkan karena kemauannya tidak
bisa dipenuhi orang tuanya. Nah untuk membantu para ibu muda dalam
berkomunikasi dengan bayinya, kini ada alat yang dapat menjawab kesulitan
tersebut.
Dosen mata kuliah
aplikasi komputer Institut Pertanian Bogor, berhasil membuat sebuah terobosan
baru dengan menciptakan software penerjemah tangisan bayi.
Adalah Medhanita Dewi
Renanti, dosen program Diploma IPB yang
berhasil membuat sebuah perangkat lunak komputer yang bisa menerjemahkan suara
tangisan bayi yang memiliki arti berbeda-beda. Pengajar program keahlian
Manajemen Informatika itu mengaku, inspirasi untuk membuatsoftware penerjemah
tangisan bayi ini berawal saat dirinya tengah mengandung anak pertama pada
akhir 2010.
Ia melanjutkan, ide
menciptakan software penerjemah tangisan bayi ini dijadikan sebagai bahasan
tesisnya saat S2 dengan mengambil judul "Identifikasi Jenis Tangisan Bayi
Menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan Mel-Frequency Cepstrum
Coefficients (MFCC) Sebagai Ekstraksi Diri."
Medhanita mengakui
aplikasi ini merupakan otomatisasi dari dunstan baby language yang ditemukan
oleh Priscilla Dunstan. Dunstan merupakan peneliti yang berasal dari Australia
dan telah melakukannya selama 8 tahun untuk menemukan arti tangisan bayi usia
0-3 bulan pada Juni 1998.
Dewi membeberkan,
terdapat lima jenis tangisan bayi versi
Dunstan Baby Language (DBL) yaitu "neh" berarti lapar, "owh"
berarti lelah yang mengindikasikan bayi sudah mulai mengantuk, "eh"
berarti ingin bersendawa, "eairh" berarti nyeri di perut, dan
"heh" berarti tidak nyaman.
Penelitian klasifikasi
tangis bayi, kata dia, sebelumnya telah menggunakan neural network atau HMM
sebagai classifier-nya. Penelitian ini bertujuan melakukan pemodelan codebook
menggunakan k-means clustering untuk identifikasi jenis tangis bayi dengan MFCC
sebagai ekstraksi ciri.
"Dengan menggunakan
metode model codebook dan MFCC bisa menghasilkan akurasi pengenalan jenis
tangis bayi tertinggi sebesar 94 persen," terangnya.
Saat ini aplikasi
tersebut masih dijalankan pada sistem operasi microsoft windows pada komputer
jinjingnya. Medhanita mengaku tidak begitu menemukan kendala kecuali saat
mengumpulkan sampel suara bayi karena harus dalam keadaan hening.
Dewi berharap, dengan
ditemukannya software ini, para orangtua bisa mengetahui arti dari tangisan
bayinya. (rfa)
Sumber : kampus.okezone.com
Baca Juga Berita Lainya:
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.