.comment-content a {display: none;}
Info
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed
Home » » Dosen ITB Berhasil Ciptakan Sofware Penerjeman Tangisan Bayi

Dosen ITB Berhasil Ciptakan Sofware Penerjeman Tangisan Bayi

Untuk berkomunikasi, bayi yang baru lahir memang hanya bisa menangis. Namun, ternyata setiap tangisan bayi itu memiliki arti yang berbeda-beda.

Karena minimnya pengetahuan orang tua, terkadang bayi sulit ditenangkan karena kemauannya tidak bisa dipenuhi orang tuanya. Nah untuk membantu para ibu muda dalam berkomunikasi dengan bayinya, kini ada alat yang dapat menjawab kesulitan tersebut.

Dosen mata kuliah aplikasi komputer Institut Pertanian Bogor, berhasil membuat sebuah terobosan baru dengan menciptakan software penerjemah tangisan bayi.

Adalah Medhanita Dewi Renanti, dosen program Diploma IPB  yang berhasil membuat sebuah perangkat lunak komputer yang bisa menerjemahkan suara tangisan bayi yang memiliki arti berbeda-beda. Pengajar program keahlian Manajemen Informatika itu mengaku, inspirasi untuk membuatsoftware penerjemah tangisan bayi ini berawal saat dirinya tengah mengandung anak pertama pada akhir 2010.

Ia melanjutkan, ide menciptakan software penerjemah tangisan bayi ini dijadikan sebagai bahasan tesisnya saat S2 dengan mengambil judul "Identifikasi Jenis Tangisan Bayi Menggunakan Codebook untuk Pengenal Pola dan Mel-Frequency Cepstrum Coefficients (MFCC) Sebagai Ekstraksi Diri."

Medhanita mengakui aplikasi ini merupakan otomatisasi dari dunstan baby language yang ditemukan oleh Priscilla Dunstan. Dunstan merupakan peneliti yang berasal dari Australia dan telah melakukannya selama 8 tahun untuk menemukan arti tangisan bayi usia 0-3 bulan pada Juni 1998.

Dewi membeberkan, terdapat  lima jenis tangisan bayi versi Dunstan Baby Language  (DBL) yaitu  "neh" berarti lapar, "owh" berarti lelah yang mengindikasikan bayi sudah mulai mengantuk, "eh" berarti ingin bersendawa, "eairh" berarti nyeri di perut, dan "heh" berarti tidak nyaman.

Penelitian klasifikasi tangis bayi, kata dia, sebelumnya telah menggunakan neural network atau HMM sebagai classifier-nya. Penelitian ini bertujuan melakukan pemodelan codebook menggunakan k-means clustering untuk identifikasi jenis tangis bayi dengan MFCC sebagai ekstraksi ciri.

"Dengan menggunakan metode model codebook dan MFCC bisa menghasilkan akurasi pengenalan jenis tangis bayi tertinggi sebesar 94 persen," terangnya.

Saat ini aplikasi tersebut masih dijalankan pada sistem operasi microsoft windows pada komputer jinjingnya. Medhanita mengaku tidak begitu menemukan kendala kecuali saat mengumpulkan sampel suara bayi karena harus dalam keadaan hening.

Dewi berharap, dengan ditemukannya software ini, para orangtua bisa mengetahui arti dari tangisan bayinya. (rfa)

Sumber : kampus.okezone.com

Baca Juga Berita Lainya:

\iklan
Share this post :

Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

0 Comments
Comments

Post a Comment

Next Back Home