.comment-content a {display: none;}
Info
|
Profil G+ Profil Facebook Profil twitter profil Youtube rss feed
Home » » Kisah Pahlawan Aceh - Cut Meutia

Kisah Pahlawan Aceh - Cut Meutia


Pameo yang mengatakan wanita sebagai insan lemah dan harus selalu dilindungi tidak selamanya benar. Itu dibuktikan oleh Cut Nyak Meutia, wanita asal Aceh, yang terus berjuang melawan Belanda hingga tewas diterjang tiga peluru di tubuhnya.

Wanita kelahiran Keuruetoe Aceh Utara, tahun 1870 ini adalah seorang pahlawan Kemerdekaan Nasional yang hingga titik darah penghabisan tetap memegang prinsip tak akan mau tunduk kepada kolonial.
Sebelum Cut Nyak Meutia lahir, pasukan Belanda sudah menduduki daerah Aceh yang digelari Serambi Mekkah. Perlakuan Belanda yang semena-mena dengan berbagai pemaksaan dan penyiksaan akhimya menimbulkan perlawanan dari rakyat.

Tiga tahun sebelum perang Belanda meletus, ketika itulah Cut Nyak
Meutia dilahirkan. Suasana perang pada saat kelahiran dan perkembangannya itu, di kemudian hari sangat mempengaruhi perjalanan hidupnya.

Awalnya Cut Nyak Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Cik DiTunong. Namun padabulan Maret 1905, Cik Tunong berhasil ditangkap oleh Belanda dan dihukum mati di Tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, Teuku Cik Tunong berpesan kepada sahabatnya Pang Nanggroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi

Cut Nyak Meutia menuruti pesan suaminya dan menikah dengan Pang Nanggroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya di bawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Pada satu pertempuran dengan Korps Marsose di Paya Cicem, Cut Meutia dan para wanita melarikan diri ke dalam hutan.

Sedangkan Suaminya Pang Nanggroe sendiri terus melakukan perlawanan hingga akhirnya tewas pada tanggal 26 September 1910.
Cut Meutia lalu bangkit dan melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Walaupun pasukan Belanda bersenjata api lengkap tapi itu tidak membuat hatinya kecut.

Dengan sebilah rencong di tangan, dia tetap melakukan perlawanan. Namun tiga orang tentara Belanda yang dekat dengannya melepaskan tembakan.
Dia pun gugur setelah sebuah pelum mengenai kepala dan dua buah lainnya mengenai dadanya pada tanggal 24 Oktober 1910.

Cut Nyak Meutia gugur dalam pertempuran tersebut sebagai pejuang pembela bangsa. Atas jasa dan pengorbanannya, oleh negara namanya dinobatkan sebagai pahlawan Kemerdekaan Nasional yang disahkan dengan SK Presiden RI No.107 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.

Post by indodetik
Sumber : Serambinews

\iklan
Share this post :

Isi Komentar Anda

Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

0 Comments
Comments

Post a Comment

Next Back Home