Foto : Kenangan Foto Inoeng Balee Masa Silam
Di Aceh
ACEH
UTARA, akhir tahun 1999. Aku suka menyanyi, dan menyanyi adalah salah satu
hobby yang sangat aku sukai. Dan ternyata hobbyku ini telah mengantarkanku
kegerbang pertemuan dengan pejuang Aceh Merdeka. Dimana, sebelumnya aku
sendiripun tidak mengerti apa yang mereka perjuangkan dan apa yang mereka
inginkan.
Seorang
Penasehat GAM (Gerakan Acheh Merdeka) Wilayah Pasee mendengar aku menyanyi, dan
kemudian dia memberi kesempatakan kepadaku untuk menyanyikan lagu Perang Sabi
pada sebuah dakwah GAM yang diadakan di Ulee Meuriya Geudong. Setelah itu aku
diajak agar bergabung dengan Pasukan Inong Balee.
Disebabkan,
kegiatan sekolah yang aku jalani pun dalam kondisi tak menentu, dan juga
keadaan di kampong hura hara, maka dengan memberanikan diri, aku meminta izin
dari ayah agar mengizinkanku bergabung dengan Angkatan Gerakan Aceh Merdeka
(AGAM). Dengan renungan yang bangga, dan seperti tak menduga, ayahku menitiskan
air mata dan mengatakan setujunya, permintaanku untuk bergabung dengan GAM.
Selama
2 (dua) bulan aku dilatih fisik secara intensif, termasuk menggunakan senjata.
Dan, kemudian aku langsung diturunkan lapangan. Sejak saat itu, kehidupanku pun
telah berubah, dari gadis gampong menjadi seorang figthter dari Pasukan Inong
Balee. Dikarenakan aku seorang gadis luwes dan mudah bergaul, maka Panglima
setempat menugaskan aku untuk jadi inteligen. Karena, kalau berperang juga
mungkin sudah banyak tentara GAM yang lebih mampu dari aku.
Karena
aku ditugaskan di kota, maka bisa leluasa berteman dengan banyak anggota TNI.
Mereka sering datang ke rumahku untuk bertamu dan kadang sering aku suguhkan
teh atau kopi. Dan, kucoba bertanya tentang pasukan mereka dan kekuatan mereka.
Selama
1 (satu) tahun lamanya aku melaksanakan tugas tersebut dan bisa mengumpulkan
kurang lebih 573 butir peluru berbagai jenis. Tapi bak kata pepatah, sepandai
pandai tupai melompat, pasti jatuh juga ke tanah. Itulah yang terjadi
terhadapku, diakhir tahun 2002, tepatnya saat aku berada di Pos Yonif 141
Sriwijaya Palembang.
Disela-sela
keheningan seorang Panglima berkata sesuatu kepadaku. “Adoe Nyoe Keuh
Perjuangan, Gob laén Nyaweung- Nyaweung Hana Lee, Droe Keuh Syukur Manteung
Udeep”. Tapi dia kan tidak tahu bagaimana dengan masa depanku, dan akupun tidak
mau menceritakan panjang lebar, tentang kejadian di dalam sel tahanan itu.
Aku
hanya menitiskan air mata dan berdoa kepada Allah SWT agar aku diberikan
ketabahan untuk menghadapi semua apa yang telah terjadi terhadap diriku.
Seperti yang Panglima katakana “ini adalah risiko perjuangan”, maka akupun tak
menyesali apa yang telah terjadi terhadap diriku.
Mereka
yang mengajak aku dulu bergabung dengan GAM kini telah menjadi Bupati dan ada
yang sudah bekerja di DPRK. Mungkin mereka tidak mengenal diriku lagi, tapi aku
masih tetap kenal dengan muka mereka sampai kapanpun. Sedih sekali hatiku
melihat kehidupan Rakyat Aceh, yang dulu dijanjikan kebahagiaan kepada mereka.
Merekalah
yang telah bersusah payah membekali kita waktu berada di hutan, merekalah yang
”theun tapak” (kenak sepak) disaat konvoi TNI datang menyisir gampong-gampong.
Aku sendiri tak membutuhkan bantuan dari mereka yang semenjak dahulu bergabung
dengan GAM. Karena aku masih kuat untuk berdikari. Tapi apa yang kuharapkan
adalah agar mereka jangan lupa dengan rakyat yang sangat susah mencari sesuap
nasi.
Kenapa
mereka sudah lupa kepada saudara yang membantu mereka dikala mereka susah
dahulu, kenapa mereka bisa menelantarkan anak-anak yatim dan janda yang sangat
membutuhkan uluran dan bantuan dari mereka yang dulunya mengatas namakan
perjuangan untuk rakyat. Kini setelah dapat pangkat dan jabatan, semuanya
hilang arah, mereka seperti telah buta dan tuli dengan alam sekeliling mereka.
Terimakasih
juga kepada Team PENA yang telah sudi meringankan beban di dada ini, luapan
hati ini telah kalian dengarkan. Harapanku semoga PENA bisa mendengar jeritan
bathin dari yang lain juga. Karena jeritan seperti ini lebih sakit kalau tak
ada yang mau mendengarnya. Salam sukses untuk PENA dan Teamnya.
Salam
PUTROE
MUDA
Pasukan
Inong Balèe.
Sumber
: https://www.facebook.com/kabaraceh
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.