Merdeka.com: Di bulan Februari
ini, serangan para peretas sungguh 'menggila.' Dengan banyaknya aksi peretasan
ini, menandakan tidak ada satu website-pun yang aman dari serangan para hacker.
Kabar
mulai serangan peretas yang dilancarkan ke Facebook, Twitter, Burger King,
Jeep, Apple, serangan hacker China dan yang paling baru adalah NBC News,
Microsoft, Pinterest sampai dengan salah satu account Twitter milik hacktivist
terkenal Anonymous warnai Februari ini.
Dengan
beragam dan banyaknya serangan seperti ini menandakan tidak ada satu situs-pun
yang dapat dikatakan aman dari aksi peretasan. Sekuat apapun tembok dan
pertahanan, ada kemungkinan besar masih juga dapat dibobol.
Huffington
Post (19/02) melansir bahwa beberapa tahun lalu, hampir semua PC berbasis
Windows adalah sasaran empuk bagi para pencipta virus komputer dan dikatakan
Mac adalah perangkat paling aman.
Namun,
seiring dengan perkembangan zaman, kini, perangkat Mac juga sudah sering kali
mendapatkan serangan.
Begitu
pula untuk website. Tidak ada kata aman dan benar-benar kuat untuk menangkal
serangan dari para peretas. Hal ini salah satunya disebabkan karena semakin
majunya teknologi diiringi dengan semakin tingginya pemahaman dan ilmu
orang-orang yang bergerak dalam bidang IT.
Memang
ada di antara para peretas yang melakukan aksinya tersebut hanya sekadar ingin
mencoba ilmu mereka dengan menghajar situs pihak lain, namun ada juga yang
mempunyai maksud dan tujuan tertentu.
Akan
tetapi, uniknya, beberapa dari perusahaan besar terkesan menutupi bahwa mereka
sebenarnya panik akan serangan-serangan yang ditujukan kepada website mereka.
Analis
dari SAN Institute, Alan Paller, menyarankan agar tidak perlu lagi
menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi karena dengan ditutup-tutupinya
fakta, maka peretas akan merasa tertantang untuk kembali mencoba melancarkan
serangan lanjutan.
Menurut
penjelasan McAfee seperti dikutip New York Times (20/02), di tahun 2011 saja,
banyak website perusahaan besar yang menjadi ajang 'pembantaian' para hacker.
Memang
tujuannya-pun beragam. Ada yang sekadar menguji sistem sekuritas situs
tersebut, ada pula yang sengaja melakukan aksi tersebut untuk mencuri data-data
penting perusahaan.
Dari
maraknya aksi peretasan itu, maka perusahaan besar seperti Google, Intel, Adobe
dan beberapa lainnya mulai melakukan upaya pencegahan sebelum mereka diserang.
Hal
tersebut cukup efektif dilakukan walaupun tidak jarang serangan masih kerap
muncul. Rata-rata peretas selalu mencari celah keamanan situs yang menggunakan
Java di dalamnya.
Walaupun
telah dilakukan upaya pencegahan sampai dengan merekrut white hacker sebagai
'satpam' website, namun serangan tetap saja ada dan imbasnya seperti halnya
yang banyak terjadi di bulan Februari 2013 ini.
Beberapa
pakar IT memberikan saran bahwa tidak mungkin dapat melawan semua serangan
sekaligus. Hal yang paling efektif untuk dilakukan dalam meredam aksi peretasan
adalah dengan mencoba 'mengusili' sendiri website yang dimiliki, memberikan
update setiap software yang digunakan dan selalu mencari celah yang ada dalam
situs.
Sumber
: http://www.merdeka.com/teknologi/tidak-ada-satupun-website-yang-aman.html
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.