Saat ini jumlah golongan masyarakat kelas
menengah Indonesia mencapai 50 juta orang (data April 2014). Jumlah kelas
menengah ini diprediksi akan terus bertambah. Akan semakin banyak orang mampu
atau istilahnya "orang kaya baru".
Meski begitu, sebenarnya orang mampu terbagi
dua kelompok, yakni mereka yang memang kaya sejak dulu dan orang kaya baru.
Kedua golongan ini berbeda kemampuannya juga gaya penampilannya.
Penggunaan barang bermerek identik dengan
gaya orang kaya baru. Merekalah sasaran dari produk mewah ini. Inilah juga yang
membedakan penampilan orang kaya baru yang selalu mengaitkan dengan barang
branded dibandingkan penampilan orang kaya sejak dulu.
Pakar personal branding, Amalia E Maulana,
mengatakan, orang mampu yang memang kaya sejak dulu tidak akan mau didikte oleh
brand. Mereka menggunakan barang mewah tertentu, tetapi untuk menikmatinya.
Sementara itu, orang kaya baru cenderung membawa brand misalnya tas bermerek
atau jam tangan mewah dalam berpenampilan dengan tujuan menunjukkan bahwa ia
mampu atau pamer.
"Orang kaya baru menggunakan barang
mewah untuk meredefenisi dia yang baru. Ada yang memang mampu membeli atau
memaksa membeli dengan banyaknya tawaran cicilan menggunakan kartu
kredit," kata Amalia kepada Kompas Female.
Sementara itu, orang kaya sejak dulu belum
tentu menggunakan atau memiliki barang bermerek yang menjadi aspirasi orang
kaya baru. Orang kaya baru boleh jadi menyimpan aspirasi untuk memiliki barang
mewah itu sebelum mereka mampu membeli. Saat mereka mampu, orang kaya baru
kemudian membeli barang bermerek ini sebagai bentuk redefenisi dirinya yang
kini telah menjadi kalangan mampu.
"Kalau orang kaya sejak dulu, punya atau
tidak punya barang bermerek tertentu bukan lagi menjadi isu. Orang sudah tahu
siapa dia tanpa perlu membeli atau memiliki barang bermerek tertentu,"
kata Ethnographer dari Etnomark Consulting ini.
Sumber : female.kompas.com
\iklan |
Isi Komentar Anda
Komentar adalah tanggapan pribadi, tidak mewakili kebijakan redaksi indodetik.com. Redaksi berhak mengubah atau menghapus kata-kata yang tidak etis, kasar, berbau fitnah dan pelecehan, intimidasi, bertendensi suku, agama, ras, dan antar golongan. Setiap komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.